Minggu, 20 April 2014

Materi Bahsa Indonesia Kelas IX Semester 1

KLIPING
MATERI KELAS IX
SEMESTER I


Disusun Oleh :
Ahmad Baihaqi
17  /  IX C

SMPN 5 DEPOK SLEMAN
September 2013





DAFTAR ISI

1.       Mengomentari Dialog Interaktif
2.      Menyimpulkan Dialog Interaktif
3.      Fakta dan Opini Teks Iklan
4.      Unsur-unsur Syair
5.      Tema dan Pesan Syair
6.      Musikalisasi Puisi
7.      Iklan Baris
8.      Melaporkan Peristiwa Secara Lisan
9.      Menyunting Karangan
10.  Tema, Latar dan Pertokohan Cerpen
11.  Menganaisis nilai-nilai kehidupan pada Cerpen
12.  Meresensi buku-buku pengetahuan
13.  Membaca mamindai (antara lain baca index buku)
14.  Mengkritik dan memuji karya seni
15.  Menceritakan kemali isi cerpen
16.  Menulis kembali cerpen yang dibaca
17.  Menulis cerpen dari peristiwa yang pernah dialami












1.    Mengomentari Dialog Interaktif
Dialog adalah kegiatan berbahasa lisan antara dua orang atau lebih. Dialog umumnya berisikan tanya-jawab untuk saling bertukar pikiran mengenai suatu persoalan ataupun peristiwa. Karena menggunakan bahasa lisan, kalimat dalam dialog umumnya pendek-pendek dan saling sambung menyambung.
Penggunaan bahasa lisan dalam dialog juga sifatnya situasional, sehingga sangat mungkin ragam bahasa nonformal digunakan. Pilihan kata nonformal yang mungkin muncul adalah aja, tapi, enggak, kenapa, gimana, dan sebagainya. Dialog juga banyak menggunakan kata-kata seru (interjeksi), seperti wah, ya, sih, ah, asyik, hai, kok, lho, nah, oh.
Radio dan televisi merupakan media elektronik yang dapat menjadi sumber berita dan informasi. Di media tersebut, kita dapat mendengar atau melihat acara dialog. Anda dapat melatih pemahaman Anda dengan memperhatikan bagaimana para tokoh berdialog dalam acara tersebut.

Contoh Memberi Komentar Terhadap Dialog :

Pendapat Narasumber
Ujian nasional perlu dihapus dari dunia pendidikan kita karena banyaknya pelanggaran yang terjadi selama penyelenggaraan ujian nasional.
Komentar (negatif)

Pendapat narasumber tentang penghapusan ujian nasional karena banyaknya pelanggaran yang terjadi selama ujian sangat saya hargai. Namun perlu diingat bahwa ujian nasional adalah amanat undang-undang untuk mengetahui kualitas pendidikan kita. Menurut saya, bukan ujiannya yang dihapus tetapi perbaikan penyelenggaraan dan pemberian sanksi yang tegas terhadap semua bentuk pelanggaran.

Komentar (positif)
Saya sedikit setuju dengan narasumber. Ujian nasional menitikberatkan bahwa pembelajaran bertumpu pada kegiatan evaluasi semata. Rasanya tidak tepat jika belajar 3 tahun seseorang diukur hanya dalam waktu 4 hari. Menurut saya ujian nasional tidak perlu dihapus, hanya saja pelaksanaannya bukan sebagai penentu kelulusan, hanya sekedar pengukur hasil belajar nasional.




2.   Menyimpulkan Dialog Interaktif
Mendengarkan dialog merupakan kegiatan menyimak yang memerlukan konsentrasi untuk memperoleh informasi dan untuk memahaminya. Dengan mendengarkan dialog antartokoh, kita akan dapat memahami pandangan setiap tokoh terhadap suatu masalah. Setelah mendengarkan dialog, kita harus mampu menyimpulkan isinya dan memahami informasi yang terdapat dalam dialog tersebut.
Dalam dialog beberapa narasumber mengemukakan pendapat yang saling bertentangan. Itu tentu menyulitkan kamu untuk dapat mengambil simpulan isi dialog. Untuk memudahkan Anda memahami suatu dialog, Anda harus melakukan hal-hal berikut ini.
§  mencatat hal-hal penting dalam dialog.
§  menyimpulkan isi dialog.
§  menemukan informasi yang tersurat dan tersirat dalam dialog.

Contoh Menyimpulkan Isi Dialog :

Leni:
Kebun Bapak ditanami apa aja sekarang?
Pak Suhlan:
Wah, macam-macam, Len. Ada sayur-sayuran, singkong, pisang, kopi. Pohon albasia, dan mahoni juga Bapak tanam di sini. Semua tanaman yang bisa dimakan, Bapak tanam. Maksud Bapak, ya, daripada menyia-nyiakan lahan, lebih baik ditanami, yang penting menghasilkan.
Leni:
Tapi, yang menjadi andalan Bapak apa, sih? Maksud saya, yang menjadi penghasilan utama?
Pak Suhlan:
Yang menghasilkan uang, begitu, ya? Yang Bapak rasakan, ya, dari kopi. Lumayan, kopi yang Bapak hasilkan di sini Bapak jual. Sekali panen, biasa menghasilkan dua atau tiga kwintal. Tanaman yang lain, Bapak gunakan untuk keperluan keluarga Bapak sehari-hari, enggak dijual atau Bapak bagi-bagikan ke tetangga.
Dari dialog tersebut, kita dapat membuat catatan seperti berikut.
§  Kebun Pak Suhlan ditanami oleh berbagai tanaman, mulai dari sayur-sayuran singkong, pisang, kopi, dan kayu-kayuan.
§  Tanaman andalan kebun Pak Suhlan adalah kopi. Tanaman ini dapat mendatangkan uang. Tanaman lainnya hanya digunakan untuk keperluan keluarganya sendiri atau dibagi-bagikan kepada tetangga.
Kemudian untuk membuat suatu kesimpulan dari isi suatu dialog, kita harus mengetahui terlebih dahulu pokok-pokok pembicaraan yang ada dalam dialog itu. Dari catatan dialog Pak Suhlan dengan Leni di atas, kita dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:


















3.   Fakta dan Opini Teks Iklan
1. Membaca Intensif
            Membaca intensif merupakan kegiatan membaca pemahaman untuk menemukan informasi yang tepat secara cermat dan penuh kehati-hatian.
Membaca intensif biasanya digunakan untuk 

2. Teks Iklan
            Iklan dapat kita temukan di media cetak (koran, majalah, tabloid) maupun di media elektronika (radio, televisi). Hampir semua koran atau majalah menyediakan ruang untuk memuat iklan. Setiap hari ada saja orang, lembaga, atau perusahaan yang memasang iklan untuk berbagai keperluan. Dengan demikian, setiap hari kita akan dapat menemukan informasi baru berupa penawaran produk, jasa, lowongan kerja, atau informasi yang lain dalam kolom iklan.

            Iklan yang dimuat pada media cetak menjadi salah satu jenis teks yang masuk dalam golongan teks persuasif. Teks iklan biasanya memuat pujian terhadap produk barang atau jasa yang ditawarkan. Namun demikian, informasi yang termuat dalam teks iklan tersebut belum semuanya merupakan informasi faktual. Artinya, sebagian dari informasi tersebut masih memerlukan pembuktian. Di sinilah diperlukan kejelian pembaca untuk mampu membedakan antara fakta dan opini dari informasi yang dimuat dalam teks iklan di surat kabar. Kemampuan ini akan membuat kita tidak mudah termakan bujukan atau rayuan iklan yang masih perlu didukung bukti nyata.


3. Fakta dan Opini dalam Teks Iklan
            Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong dan membujuk khalayak ramai agar memiliki atau memenuhi permintaan di dalam iklan. Jika kalian cermati, bahasa yang digunakan dalam iklan mengandung fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa atau kejadian yang kenyataannya tidak diragukan. Fakta dalam iklan mencakup identitas produk yang ditawarkan, komposisi, kegunaan, dan sarana penggunaan secara lengkap.

Selain mengandung fakta produk, iklan juga mengandung opini. Opini merupakan kalimat yang digunakan untuk menarik minat pembeli. Pemasang iklan tidak boleh memberikan opini dengan melebih-lebihkan produk. Opini harus didukung fakta-fakta yang ada di dalam produk. Ciri-ciri opini adalah disajikan dengan bahasa yang persuasif.

4. Contoh Fakta dan Opini dalam Teks Iklan

RUMAH DIJUAL-BODETABEK
Dijual Cepat, Rumah tipe 48/90 di perumahan Kota Wisata -
Cluster Montreal Blok YA 15 No 15. Bebas Banjir, Kondisi
standard dan bagus. Harga 220 jt, nego. Hubungi (021)
82482136, 081288731588 (Farah)

Informasi yang berupa fakta adalah:
a. tipe rumah yang dijual 48/90
b. terletak di perumahan Kota Wisata-Cluster Montreal Blok YA 15 nomor 15,
c. nomor telepon (021) 82482136, 081288731588.

Informasi yang berupa opini adalah:
a. menurut pemasang iklan lokasi perumahan itu bebas banjir (ide pemasang iklan 
untuk mempengaruhi pembeli).
b. kondisi standar dan masih bagus (ukuran standar dan bagus tidak jelas, 
kebenarannya perlu dibuktikan).
c. ditawarkan dengan harga 220 juta, nego (pemikiran).
















4.   Unsur-unsur Syair
Seperti halnya karya sastra prosa dan drama, syair juga mempunyai unsur-unsur pembentuk syair. Unsur-unsur pembentuk syair meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik syair terdiri atas hakikat syair dan struktur bentuk syair.

1. Hakikat Syair
           
Hakikat syair adalah hal-hal yang diungkapkan penyair dalamsyair. Hakikat syair terdiri atas tema, rasa, nada, dan amanat ataupesan. Hakikat syair disebut juga isi syair. Hakikat syair lamasangatlah jelas karena tersurat.

a. Tema/Sense

Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui syairnya. Tema mengacu pada penyairnya. Tema syair sangat mudah ditemukan karena tersurat langsung dalam syair. Jadi, untuk menemukan tema syair kamu harus tahu isi syair.Tema yang sering digunakan dalam syair seperti tema ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan,kegagalan hidup, alam, kebaikan, kepahlawanan, kesedihan, kerinduan, pendidikan, budi pekerti, dan perpisahan.

b. Perasaan/Feeling

Syair mengungkapkan perasaan penyair. Perasaan penyair dapat berupa sikap, pandangan, perbuatan, ataupun watakkhusus. Perasaan penyair akan muncul saat menghadapi sesuatu.Perasaan yang menjiwai syair bisa perasaan gembira, sedih,terharu, terasing, tersinggung, patah hati, tercekam, tertekan,cemburu, ketakutan, kesepian, takut, menyesal, dan putus asa.Membaca syair dengan suara keras akan lebih membantumu menemukan perasaan penyair. Perasaan yang muncul dalam syairdidasari oleh cara pandang dan pengalaman penyair terhadap sesuatu.

c. Nada/Tone

Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Dari sikap itulah tercipta nada syair. Sebuah syair dapat bernada sinis,protes, menggurui, main-main, bercanda, patriotik, belas kasih,dendam, membentak, memelas, takut, mencekam, mencemooh,merendahkan, khusyuk, filosofis, mengejek (menghina), meremehkan, menghasut, mengimbau (menyuruh), dan memuji.

d. Amanat/Tujuan/Intention

Amanat, pesan, atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca syair. Amanat ditentukan sendiri oleh pembaca berdasarkan cara pandang pembaca terhadap sesuatu. Jadi, setiap pembaca dapat berbeda-beda dalam menentukan amanat syair. Meskipun demikian, amanat tidak dapat lepas dari tema yang dikemukakan penyair.


2. Struktur Bentuk Syair

Unsur-unsur pembangun syair sebagai sesatuan struktur syair. Struktur ini merupakan bentuk atau wujud fisik syair. Strukturnya meliputi unsur-unsur berikut.

a. Larik/Baris

Larik merupakan kalimat yang ada dalam syair. Larik-larik syair dibentuk oleh kata-kata yang indah. Kata-kata ini bias bermakna denotasi atau konotasi. Bahkan, bisa juga bermakna kias. Larik atau baris merupakan kelompok kata atau kumpulan kelompok kata.

b. Bait

Bait berupa kumpulan larik atau kumpulan baris. Jumlah larik dalam bait bisa berbeda-beda. Bait disebut juga kuplet.

c. Pertautan

Larik-larik dalam syair saling berhubungan dalam membentuk bait. Bait-bait dalam syair saling berhubungan. Isi dalam bait syair pun juga harus berhubungan. Pertautan merupakan pertalian antarlarik atau antarbait yang membentuk kesatuan makna sebuah syair.

d. Diksi

Diksi disebut juga pilihan kata. Kata-kata yang digunakan dalam syair harus dipilih. Kata-kata yang dipilih harus dapat menggambarkan isi syair. Kata-kata dalam syair bisa berupa kata denotasi atau konotasi.

e. Pengimajian

Pengimajian disebut juga citraan. Citraan berhubungan dengan pancaindra. Apa yang digambarkan penulis dapat dilihat dari citraan. Ada beberapa citraan yang dapat kamu temukan dalam syair. Citraan yang dapat kamu temukan seperti berikut.

Ø  Imaji penglihatan (visual)
Ø  Imaji pendengaran (audio)
Ø  Imaji perasaan (taktil)
Ø  Imaji perabaan
Ø  Imaji penciuman


f. Rima

Rima atau sajak biasa disebut persamaan bunyi yang terdapat dalam syair. Persamaan bunyi ini bisa dilihat di akhir larik. Persamaan bunyi bisa juga dilihat di dalam satu larik. Selain memiliki  unsur intrinsik, syair lama juga memiliki unsure ekstrinsik. Unsur ekstrinsik merupakan unsur pembangun di luar syair tetapi berhubungan langsung dengan syair. Unsur ekstrinsik merupakan
unsur yang melatarbelakangi terjadinya syair lama. Unsur yang melatarbelakangi syair lama meliputi hal-hal berikut.

Ø  Latar belakang pendidikan pengarang
Ø  Latar belakang budaya
Ø  Latar belakang social
Ø  Religi
Ø  Adat
Ø  Kebudayaan
Ø  Nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat















5.   Tema dan Pesan Syair
Syair adalah salah satu jenis puisi lama yang berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam.  Kata syair berasal dari bahasa Arab syu'ur yaqng berarti perasaan dan mengalami perkembangan menjadi kata syi'ru yang berarti puisi dalam pengertian umum. 

Dalam perkembangannya syair mengalami modifikasi sehingga menjadi khas Melayu dan tidak lagi mengacu pada tradisi sastra negeri Arab.  Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas melayu adalah Hamzam Fansuri dengan karyanya antara lain Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir. 

Menurut isinya Syair dapat dibedakan menjadi 5 golongan, yaitu : 
1. Syair Panji menceritakan tantang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berada atau berasal dari dalam istana. 
2. Syair Romantis yaitu syair yang berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat dalam cerita pelipur lara, hikayat, atau cerita rakyat. 
3. Syair kiasan yaitu syair yang berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga, atau buah-buahan.
4. Syair Sejarah yaitu syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. 
5. Syair Agama yaitu syair yang yang berisi tentang nasihat agama.










6.   Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi adalah puisi yang di nanyikan sehingga seorang pendengar yang  kurang paham menjadi paham, yang tidak bisa menggambarkan sebuah isi puisi bisa tau isi puisi tersebut. Dengan mengkoloborasikan antara sastra dan musik. Musikalisasi puisi sudah menjadi sebagian dari sastra dan seni,

Cara proses dari puisi menjadi Musikalisasi puisi :
  1. Baca Puisi.
  2. Pahami isi puisi
  3. jika sudah mengetahui isi puisi, coba mencari nada sesuai isi puisi (nada sedih, senang, kemerdekaan dll)
  4. setelah melakukan kedua tersebut satukan puisi yang kita baca dengan musik.
  5. Musik harus sesuai dengan isi puisi agar pendengar paham dengan isi puisi karna itulah tujuan Musikalisasi puisi.













7.   Iklan Baris
Iklan baris adalah iklan singkat (kecil) yang terdiri atas beberapa baris.
Iklan baris disebut juga iklan mini. Tentu kalian sering menemukan iklan
seperti itu di surat kabar atau majalah. Tujuan iklan itu tidak berbeda dengan
iklan yang lain, yaitu untuk memberi tahu, mengajak, atau menawarkan
suatu produk barang atau jasa kepada pembaca.
Iklan baris dituliskan secara singkat dengan singkatan yang biasa
digunakan. Hal itu dilakukan karena pembayaran pemasangan iklan baris
bergantung pada jumlah baris. Meskipun ditulis singkat serta menggunakan
banyak singkatan, tetapi maksudnya harus dapat atau mudah dipahami
oleh pembaca.

Contoh :
Pak Andi ingin menjual rumah yang berlokasi di Kartosuro, Surakarta dengan luas tanah
dan 350 m2 luas bangunan 300 m2. Rumah tersebut ditawarkan dengan harga 800 juta
rupiah dan masih dapat dinego. Fasilitas yang ada, antara lain listrik dan telepon. Lokasi
strategis, pinggir jalan (cocok untuk usaha). Yang berminat dapat menghubungi Pak
Andi dengan nomor telepon (0271) 730567 atau HP. 081458303058.

Iklan baris berdasar ilustrasi di atas sebagai berikut :
JL. RMH Ktsuro-Ska, LT 350 m2 LB 300 m2
Hrg 800 jt, nego, Fas: List, Tlp, Strgs pgr jl/Cck utk ush.
Hub: Andi (0271) 730567 HP. 081548303058

Agar lebih jelas, perhatikan kepanjangan singkatan kata tersebut dibawah ini :
JL : jual list : listrik
RMH : rumah tlp : telepon
LT : luas tanah strgs : strategis
LB : luas bangunan pgr jl : pinggir jalan
Hrg : harga Cck utk ush : cocok untuk usaha
jt : juta hub : hubungi
Fas : fasilitas





8.   Melaporkan Peristiwa Secara Lisan
Setiap hari banyak kita jumpai peristiwa atau kejadian dari yang kurang aktual sampai yang paling aktual. Kita dapat menemukan atau memperoleh peristiwa dari media elektronik, seperti televisi, radio, internet, serta dari media cetak, seperti koran dan majalah. Sekarang ini, banyak peristiwa mendunia yang terjadi di dalam atau di luar negeri, bahkan, seringkali peristiwa peristiwa menarik terjadi di sekitar kita. Agar dapat melaporkan kembali peristiwa dengan baik, kita perlu mengatur suara. Penggunaan jeda (pemenggalan kata), intonasi, dan ekspresi yang baik akan membuat cerita menarik dan dapat diterima orang lain.

Hal lainnya adalah pemahaman alur peristiwa yang disampaikan. Urutan cerita peristiwa harus dijelaskan secara akurat, lengkap, dan jelas. Akurat maksudnya informasi yang dilaporkan harus sesuai dengan yang diperoleh, yaitu memperhatikan 5W + 1 H maksudnya, yaitu menggunakan intonasi, jeda, dan pelafalan yang benar.

SIMPATI PENGAMEN DAN GADIS TUNANETRA

Tiga belas pasangan ibu dan putrinya berhasil menyisihkan 2.000 kontestan lain untuk masuk ke babak final program Reality Show Mama Mia. Di antara para finalis, pasangan Ajeng-Mama Cindy dan Fiersha-Mama Aci boleh dibilang paling mencuri perhatian. Latar belakang mereka menjadi alasan. Ajeng-Mama Cindy, sehari-hari merupakan pengamen bus kota. Sementara itu, Fiersha merupakan gadis tunanetra tetapi memiliki kelebihan luar biasa pada kemampuan vokal. Sehari-hari, Ajeng, Mama Cindy, serta ayah Ajeng, Hary, naik bus kota untuk menjajakan kemampuan bermusik mereka. Sang ayah memetik gitar, sedangkan istri dan putrinya melantunkan lagu populer milik Peterpan, Radja, hingga Pinkan Mambo. Biasanya, keluarga itu mengamen di dalam bus kota nomor 47 jurusan Kali Deres – Kampung Rambutan.

Suatu hari, saat tengah mengamen, Ajeng diberi anjuran oleh salah seorang penumpang bus untuk mendaftarkan diri ke ajang Mama Mia. Ajeng mengaku mendapat banyak dukungan dari teman-temannya sesama pengamen. Meskipun telah masuk babak final Mama Mia, di luar waktu latihan dan mengikuti rangkaian acara, Ajeng dan Mama Cindy tetap mengamen. Sementara itu, Fiersha, meski memiliki kekurangan fisik. Bakat menyanyinya dapat membuat banyak orang iri. Sejak kecil, dia menyanyi dari panggung ke panggung, termasuk rekaman di Radio Republik Indonesia (RRI). Sejak dahulu Fiersha paling suka pelajaran kesenian. Dia nggak pernah minder karena cacat.
            Mama Mia merupakan progam yang diadopsi dari Quinceanera di Telemindo, televisi berbahasa Spanyol di Meksiko. Nilai penjurian yang digunakan sistem vote lock. Ada seratus juri yang memberikan suara. Hasilnya digabung dengan penilaian empat dewan juri utama, yakni Sophia Latjuba, Arzetti Bilbina, Helmy Yahya, dan Ahmad Dhani. Setiap minggunya, akan ada pasangan ibu dan anak yang tereliminasi. Putaran pertama dimulai tadi malam.
Sumber: Solo Pos, 2 September 2007 (dengan perubahan)

9.   Menyunting Karangan
Menyunting atau mengedit adalah memperbaiki tulisan atau naskah karangan agar terhindar dari kesalahan sehingga layak baca atau layak terbit. Hal-hal yang perlu disunting adalah kesalahan ejaan, tanda baca, diksi (pilihan kata), ketidakefektifan kalimat, dan ketidakpaduan paragraf. Untuk dapat menyunting tulisan atau naskah dengan baik, diperlukan pengetahuan tentang kebahasaan dan pengetahuan tentang isi tulisan. Kita harus mengetahui ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, dan ketepatan paragraf sehingga akan memperoleh suntingan yang baik.
Orang yang bertugas menyunting tulisan atau naskah disebut editor atau penyunting. Biasanya, secara profesional, para penyunting bekerja di usaha penerbitan, percetakan buku, majalah, atau surat kabar.

CONTOH MENYUNTING:
SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA AMBURADUL

Sekarang ini untuk masuk sekolah dasar (SD), pihak sekolah mewajibkan anak-anak sudah
harus dapat membaca dan menulis. Di sini kita berbicara tentang SD Negeri yang notabene 100% mengikuti sistem pendidikan dari pemerintah. Setahu saya, membaca dan menulis baru diajarkan di tingkat sekolah dasar. Hal yang menyedihkan bagi para orang tua adalah kenyataan bahwa di taman kanak-kanak (TK) tidak diajarkan membaca dan menulis. Bahkan, di TK Negeri Percontohan di Jakarta pun tidak diajarkan membaca dan menulis sehingga para orangtua seperti saya harus mencari les tambahan bagi anak untuk dapat sekadar lolos masuk ke SD.

Kesimpulannya, antara TK dan SD tidak nyambung. Pemerintah sepertinya ingin mengejar
ketertinggalan SDM Indonesia dari negara lain dengan cara instan. Kegagalan sistem pendidikan
kita selama ini harus dibayar oleh anak-anak SD dengan melupakan pelajaran dasar yang mudah
dan menggantinya dengan pelajaran yang sulit untuk usianya. Sistem pendidikan di Indonesia
amburadul. Bagaimana ini Departemen Pendidikan Nasional? RIZKY YALDI
Sumber: Kompas, 26 Agustus 2007

a. Menyunting penulisan ejaan
Contoh:
Dia duduk di antara saya dan Melani. salah
Dia duduk di antara saya dan Melani benar
b. Menyunting tanda baca
Contoh:
Bagaimana ini Departemen Pendidikan Nasional. (salah)
Bagaimana ini Departemen Pendidikan Nasional? (benar)
c. Menyunting diksi atau pilihan kata
Contoh: sistim (tidak baku) sistem (baku) nyambung (tidak baku) menyambung atau berhubungan (baku)

d. Menyunting keefektifan kalimat
Contoh :
- Di sini kita ini berbicara tentang SD Negeri yang notabene 100% mengikuti sistem pendidikan dari pemerintah.
- Kita berbicara tentang SD negeri yang notabene 100% mengikuti sistem pendidikan dari pemerintah.















10.       Tema, Latar dan Pertokohan Cerpen
1. Tema
Tema adalah gagasan pokok yang mendasari suatu cerita. Tema fiksi termasuk cerpen, umumnya diklasifikasikan menjadi tema jasmaniah, tema moral, tema sosial, dan tema ketuhanan.

2. Latar
Suatu karya fiksi seperti cerpen harus terjadi pada suatu tempat dan suatu waktu. Hal itu sesuai dengan kehidupan ini yang berlangsung dalam ruang dan waktu. Unsur fiksi yang menunjukkan kepada pembaca di mana, kapan, dan dalam konteks bagaimana kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung disebut setting atau latar.

3. Penokohan dan Perwatakan
a. Jenis-jenis Tokoh
Klasifikasi tokoh ada bermacam-macam. Berdasarkan peranan tokoh tersebut dalam cerita, terdapat tokoh sentral dan tokoh pembantu. Berdasarkan perkembangan konflik cerita terdapat tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis merupakan tokoh yang memperjuangkan kebenaran dan kejujuran, tetapi tokoh antagonis justru melawan kebenaran dan kejujuran.

b. Cara Memperkenalkan Tokoh dan Perwatakan
1)Analitik,
yaitu pengarang langsung memaparkan tentang watak atau karakter tokoh, pengarang menyebutkan bahwa tokoh tersebut keras hati, keras kepala, penyayang dan sebagainya.
2)Dramatis, yaitu pengarang memaparkan watak atau karakter tokoh dengan tidak diceritakan langsung, tetapi disampaikan melalui cara berikut ini :

a) Pilihan nama tokoh (misalnya nama Sarinem untuk pembantu; Mince untuk gadis yang agak genit; Bonar untuk nama tokoh garang dan gesit).
b) Melalui penggambaran fisik atau postur tubuh, cara berpakaian, tingkah laku terhadap tokoh-tokoh lain, dan lingkungannya.
c) Melalui dialog. Watak tokoh dan cara berpikirnya dapat diamati melalui ucapannya.

Selain ketiga hal di atas, unsur intrinsik cerpen juga meliputi alur, amanat, dan sudut pandang. Alur adalah urutan peristiwa sebab akibat yang menjalin suatu cerita. Alur terbagi atas tiga hal, yakni alur maju, alur mundur, dan alur campuran (gabungan dari alur maju dan alur mundur). Amanatadalah pesan moral yang terdapat dalam cerita. Adapun sudut pandang adalah tempat atau titik dari mana seseorang melihat objek karangan.




11.       Menganaisis nilai-nilai kehidupan pada Cerpen
Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra atau prosa. Cerpen ada yang bersifat fiktif dan nonfiktif. Cerita yang ditampilkan dalam sebuah cerpen biasanya hanya sepenggal peristiwa yang terjadi pada seseorang dan focus cerita terletak pada tokoh utamanya.
Cerpen biasanya juga diterbitkan dan dibukukan dalam bentuk kumpulan yang disebut buku kumpulan cerpen.
            Akan tetapi, sebelum kalian berlatih menganalisis nilai kehidupan pada cerpen- cerpe dalam satu buku kumpulan cerpen, terlebih dulu  kalian harus memahami tentang unsure-unsur Intrinsik yang ada di dalamnya.
Pada umumnya, unsure intrinsic cerpen meliputi hal-hal berikut ini.

1.      Tema  adalah sumber gagasan/ide cerita ataugagasan pokok yang dikembangkan menjadi sebuah karangan.
2.      Alur adalah urutan peristiwa sebab akibat yang menjalin suatu cerita.
ada alur maju, mundur,dan alur gabung (gabungan dari alur maju dan alur mundur).
3.      Tokoh adalah pelaku-pelaku dalam cerita. Tokoh dibedakan menjadi tiga, yakni protagonis (tokoh utama), antagonis (tokoh penentang), dan tritagonis ( tokoh ketiga).
4.      Sudut pandang adalah tempat atau  titik dari mana seseorang melihat objek karangan.
5.      Latar adalah watu dan tempat serta keadaan social yang digunakan pengarang dalam menyusun cerita.
6.      Amanat adalah pesen moral yang terdapat dalam cerita.

   Bila kalian cermati, tokoh-tokoh di dalam cerrpen mempunyai sifatdan melakukanaktivitas seperti kehidupan manusia sesunggyhnya. Dengan kata lain, cerpen mangandung nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari peran masing-masing  tokoh dalam isi cerpen tersebut.

   Di dalam setiap karya satra (termasuk cerpen) terkandung beberapa nilai yang dapat diteladani atau dipetik hikmahnya. Ada pun nilai –nilai tersebut antara lain:
1.      Nilai moral atau keagamaan yaitu nilai yang berkenaan dengan Tuhan dan aagama.
2.      Nilai kemanusiaan atau sosial  yaitu nilai yang berkenaan dengan masyarakat.
3.      Nilai etika atau susila atau norma yaitu nilai yang berkenaan dengan budi bahasa, sopan santun, dan
4.      Nilai estetika atau  keindahan yaitu nilai yang berkenaan dengan seni dan keindahan.



12.       Meresensi buku-buku pengetahuan
Membaca adalah kegiatan yang mendatangkan banyak manfaat. Dengan membaca, kamu akan memperoleh banyak informasi sehingga akan menambah pengetahuan. Informasi tentang buku baru sering dimuat di surat kabar atau majalah yang berupa artikel resensi. Tahukan kamu apa yang dimaksud resensi? Resensi adalah menilai atau menimbang kelebihan dan kekurangan buku.

Sebuah resensi harus memuat hal-hal sebagai berikut.
1. Data buku atau identitas buku
a. Judul buku
Jika buku yang akan kamu resensi adalah buku terjemahan, akan lebih baik jika kamu menuliskan judul asli buku tersebut.
b. Penulis atau pengarang
Jika buku yang diresensi adalah buku terjemahan, kamu harus
menyebutkan penulis buku asli dan penerjemah.
c. Nama penerbit
d. Cetakan dan tahun terbit
e. Tebal buku dan jumlah halaman

2. Judul Resensi
Judul resensi boleh sama dengan judul buku, tetapi tetap dalam konteks
buku itu.

3. Ikhtisar Isi Buku
Dalam meresensi buku, seorang peresensi harus menulis buku yang
hendak diresensi.
Ikhtisar adalah bentuk singkat dari suatu karangan atau rangkuman.
Ikhtisar merupakan bentuk singkat karangan yang tidak
mempertahankan urutan karangan atau buku asli, sedangkan ringkasan
harus sesuai dengan urutan karangan atau buku aslinya.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat ikhtisar isi
buku adalah sebagai berikut.
a. Membaca naskah/buku asli
Penulis ikhtisar harus membaca buku asli secara keseluruhan untuk
mengetahui gambaran umum, maksud, dan sudut pandang
pengarang.
b. Mencatat gagasan pokok dan isi pokok setiap bab
c. Membuat reproduksi atau menulis kembali gagasan yang dianggap
penting ke dalam karangan singkat yang mempunyai satu kesatuan
yang padu.
4. Kelebihan dan Kekurangan Buku
Penulis resensi harus memberikan penilaian mengenai kelebihan dan
kelemahan buku yang disertai dengan ulasan secara objektif.
5. Kesimpulan
Penulis resensi harus mengemukakan apa yang diperolehnya dari buku
yang diresensi dan imbauan kepada pembaca. Jangan lupa cantumkan
nama kamu selaku peresensi.

Perhatikan contoh resensi berikut!
Judul : Pesona Barat: Analisa Kritis-Historis tentang Kesadaran Warna
Kulit di Indonesia
Penulis : Vissia Ita Yulianto
Penerbit: Jalasutra, Yogyakarta
Cetakan : 1, 2007
Tebal : xvii+170 halaman

KETERPESONAAN “TIMUR” TERHADAP “BARAT
Definisi “cantik” kini sudah mengalami pergeseran makna. Idealisme kecantikan yang terdapat dalam kakawin-literatur pada zaman budaya Jawa, belum mempunyai hubungan atau kontak dengan budaya Barat menunjukkan kecantikan diasosiasikan dengan alam, seperti bunga, gunung, laut, dan padanan lainnya.
Di era 1980-an, perempuan Indonesia tersihir dengan kosmetik lokal yang menjanjikan kulit kuning langsat bak putri keraton. Kini, cantik dinarasikan dengan warna kulit yang putih, badan tinggi semampai, dan wajah Indo. Hal ini terepresentasi dengan munculnya berbagai iklan yang menawarkan produk pemutih kulit dan wajah.
Bagi masyarakat, khususnya perempuan Indonesia, memiliki kulit putih bukan  semata mata karena warna kulitnya saja, tetapi juga semua simbol yang melekat padanya: prestise, percaya diri, superioritas, dan dipandang sebagai satu representasi “Barat”.
Buku ini menyajikan sebuah konteks bagaimana kolonialisme Belanda, refeodalisme rezim Orde Baru, dan kapitalisme global menjadi sebuah sinergi dalam membentuk kesadaran tentang dan perilaku terhadap warna kulit di Indonesia kontemporer.
Di bawah kolonialisme Belanda, politik diskriminasi dan pemaksaan budaya mengakibatkan berakarnya mentalitas inlander (konsep rendah diri) dalam masyarakat pribumi. Menganggap “Barat” sebagai bangsa yang lebih unggul, merasa rendah diri di hadapan mereka, serta masih adanya mental inlander inilah yang dimaksud penulis sebagai keterpesonaan bangsa “Timur” yang “terjajah” terhadap “Barat”. (DEW/Litbang Kompas)
Sumber: Kompas, 26 Agustus 2007



13.       Membaca mamindai (antara lain baca index buku)
Membaca memindai atau scanning adalah membaca untuk menemukan informasi secara cepat dan tepat. Membaca memindai sering dimanfaatkan antara lain untuk:

1. mencari kata dalam kamus,
2. mencari entri pada indeks,
3. mencari nomor telepon,
4. melihat angka statistik,
5. melihat daftar pelajaran, dan
6. melihat jadwal dan sebagainya

Kamu akan memindai suatu indeks dalam sebuah buku. Indeks adalahm daftar kata atau istilah penting. Halaman indeks terletak pada bagian belakang atau akhir sebuah buku. Indeks tersusun menurut abjad. Setiap indeks dilengkapi dengan nomor halaman buku yang terletak di belakang istilah itu.

Ada beberapa kiat dalam membaca memindai antara lain sebai berikut.

1. Gerakan mata dari atas ke bawah dengan cepat.
2. Apabila istilah yang akan dicari diawali dengan huruf M, kita harus mencari di indeks yang dimulai huruf M pula.
3. Bila informasi telah ditemukan, fokuskan perhatian dan mata pada bagian tersebut.

indeks-buku.jpg



14.       Mengkritik dan memuji karya seni
Karya seni adalah ciptaan yang dapat menimbulkan rasa indah bagi orang yang melihat, mendengar, atau merasakannya. Karya seni memang indah untuk dinikmati. Karya seni tidak hanya terbatas pada karya sastra, tetapi juga seni yang lain, seperti seni lukis, seni musik, dan seni ukir. Kamu tentu pernah melihat salah satu produk seni tersebut. Secara sadar atau tidak, ketika melihat suatu produk seni, misalnya lukisan, kamu akan melakukan penilaian meskipun sekadar mengatakan “Wah, lukisannya bagus” atau ”lukisannya kurang bagus”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Kritik yang baik adalah apabila disampaikan dengan kalimat yang tepat dan santun serta bersifat membangun. Oleh karena itu, kita harus dapat memilih kata yang tepat sehingga tidak menyinggung perasaan. Kritik bersifat membangun adalah kritik yang dapat membantu untuk berkarya lebih baik atau menjadi lebih baik lagi setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan hasil karyanya.
Pujian merupakan pernyataan atau perkataan yang tulus akan kebaikan, kelebihan, atau keunggulan suatu hasil karya. Pada pembelajaran ini kamu akan berlatih untuk menyampaikan kritik dan pujian terhadap suatu karya. Sampaikan kritik dan pujian itu dengan wajar, dan tepat serta menggunakan bahasa yang lugas dan santun.










15.       Menceritakan kembali isi cerpen
Beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan sebelum tampil menceritakan kembali isi cerpen secara lisan.
1. Ekspresi
Kemampuan berekspresi dalam penceritaan cerpen, berupa ekspresi roman muka ketika bercerita yang disesuaikan dengan isi cerita. Ekspresi wajah, sorot mata, senyum, dan sebagainya merupakan unsur-unsur yang akan membantu keberhasilan bercerita.
2. Gestur
Gerak anggota badan juga diperlukan untuk mendukung penyajian lisan ini agar menjadi lebih menarik. Gunakan kedua tangan untuk menghidupkan cerpen yang diceritakan.
3. Bahasa
Salah satu pendukung keberhasilan bercerita adalah bahasa cerita yang mudah dicerna oleh pendengar. Bahasa cerita yang menggelitik akan membuat cerita menarik dengan tetap memperhatikan sikap komunikatif.
4. Kelancaran
Meskipun ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik. Namun, bila tidak didukung kelancaran bercerita, kegiatan bercerita ini pun menjadi gagal.








16.       Menulis kembali cerpen yang dibaca
Menceritakan kembali isi cerpen dengan kalimat saendiri merupakan langkah awal untuk berlatih menulis kreatif. Ada beberapa hal yang perku kamu perhatikan dalam menuliskan kembali isi cerpen yang dibaca, di antaranya adalah (1) pencerita (kamu) berposisi sebagai orang ketiga, (2) cerita tersebut sesuai dengan isi cerpen jangan menambah dengan idemu sendiri, (3) cerita sesuai dengan alur/urutan peristiwa cerpen yang kamu baca, dan (4) kalimat hendaknya yang runtut dan mudah dipahami oleh orang lain.Perhatikan contoh berikut.
Imung seorang anak berbadan kurus dan korengan. Ia bersahabat dengan Pak Jayus, sopir seorang kolonel polisi bernama Suyatman. Pak Jayus juga seorang ketua RT yang aktif membimbing remaja. Melalui persahabatan dengan Pak Jayus, Imung memperlihatkan kecerdasannya dan dapat berperan di lingkungan kepolisian












17.       Menulis cerpen dari peristiwa yang pernah dialami
Menulis Cerita Pendek
Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan short story, merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang masih memahaminya. Cerita pendek apabila diuraikan menurut kata yang membentuknya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : cerita artinya tuturan yang membentang bagaimana terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi atau suatu ketika ( 1988 : 165 ).
Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.Sementara itu, Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).
Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan cerita pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam kehidupan pelakunya relatif singkat tetapi padat.

Ciri-ciri Cerita Pendek
Sebagai sebuah karya sastra berbentuk prosa naratif, cerpen tentu saja memiliki unsur intrinsik yang sama dengan karya sastra lainnya. Namun, di samping unsur intrinsik tersebut, cerpen memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan karya sastra bentuk prosa naratif lainnya. Adapun yang menjadi ciri khusus cerpen, di antaranya sebagai beikut.
1.      Isinya cenderung kurang kompleks
2.      Fokus cerita terpusat pada satu kejadian
3.      Hanya menggunakan satu alur cerita yang rapat
4.      Tokoh dalam cerpen sangat terbatas dan diulas secara sekilas
5.      Setting yang digunakan biasanya tunggal
6.      Tempo waktunya relatip pendek
7.      Menampilkan konflik yang tidak menimbulkan perubahan nasib pada tokohnya.



Membuat Kerangka
Ada juga kerangka karangan yang sangat mendasar, terutama digunakan untuk membuat karangan yang pendek, seperti:
1.      Tema karangan.
2.      Pembukaan, kita mulai dengan memperkenalkan berbagai penokohan pada   cerita.
3.      Isu cerita dimulai dari semua permasalahan pada keseluruhan cerita.
4.      Penutup pada posisi ini menjelaskan tentang bagaiman akhir dari cerita tersebut.
5.      Tujuan karangan (deskripsi, narasi, argumentasi, eksposisi atau persuasi).
6.      Pemilihan bahan materi yag sesuai degan tema
7.      Kerangka (garis besar/pokok2 pikiran sebanyak2nya spt adanya pikiran utama & pikiran penjelas).
8.      Mengembangkan karangka menjadi karangan.
9.      Mengedit.

Dan berikut ini adalah beberapa hal yang harus anda perhatikan dalam cerpen.
1.      Tema
Setiap tulisan harus memiliki pesan atau arti yang tersirat di dalamnya. Sebuah tema adalah seperti sebuah tali yang menghubungkan awal dan akhir cerita dimana Anda menggantungkan alur, karakter, setting cerita dan lainnya. Ketika Anda menulis, yakinlah bahwa setiap kata berhubungan dengan tema ini.
2.      Tempo Waktu
Cerita dalam sebuah cerpen yang efektif biasanya menampilkan sebuah tempo waktu yang pendek. Hal ini bisa berupa satu kejadian dalam kehidupan karakter utama Anda atau berupa cerita tentang kejadian yang berlangsung dalam sehari atau bahkan satu jam. Dan dengan waktu yang singkat itu, usahakan agar kejadian yang Anda ceritakan dapat memunculkan tema Anda.
3.      Setting
Karena Anda hanya memiliki jumlah kata-kata yang terbatas untuk menyampaikan pesan Anda, maka Anda harus dapat memilih setting cerita dengan hati-hati. Disini berarti bahwa setting atau tempat kejadian juga harus berperan untuk turut mendukung jalannya cerita. Hal itu tidak berarti Anda harus selalu memilih setting yang tipikal dan mudah ditebak. Sebagai contoh, beberapa setting yang paling menakutkan bagi sebuah cerita seram bukanlah kuburan atau rumah tua, tapi tempat-tempat biasa yang sering dijumpa pembaca dalam kehidupan sehari-hari mereka. Buatlah agar pembaca juga seolah-olah merasakan suasana cerita lewat setting yang telah dipilih tadi.


4.      Penokohan
Untuk menjaga efektivitas cerita, sebuah cerpen cukup memiliki sekitar tiga tokoh utama saja, karena terlalu banyak tokoh malah bisa mengaburkan jalan cerita Anda. Jangan terlalu terbawa untuk memaparkan sedetail-detailnya latar belakang tiap tokoh tersebut. Tentukan tokoh mana yang paling penting dalam mendukung cerita dan fokuskan diri padanya. Jika Anda memang jatuh cinta pada tokoh-tokoh Anda, pakailah mereka sebagai dasar dalam novel Anda kelak.
5.      Dialog
Jangan menganggap enteng kekuatan dialog dalam mendukung penokohan karakter Anda, sebaliknya dialog harus mampu turut bercerita dan mengembangkan cerita Anda. Jangan hanya menjadikan dialog hanya sebagai pelengkap untuk menghidupkan tokoh Anda. Tiap kata yang ditaruh dalam mulut tokoh-tokoh Anda juga harus berfungsi dalam memunculkan tema cerita. Jika ternyata dialog tersebut tidak mampu mendukung tema, ambil langkah tegas dengan menghapusnya.
6.      Alur
Buat paragraf pembuka yang menarik yang cukup membuat pembaca penasaran untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Pastikan bahwa alur Anda lengkap, artinya harus ada pembukaan, pertengahan cerita dan penutup. Akan tetapi, Anda juga tidak perlu terlalu berlama-lama dalam membangun cerita, sehingga klimaks atau penyelesaian cerita hanya muncul dalam satu kalimat, dan membuat pembaca merasa terganggu dan bingung dalam artian negatif, bukannya terpesona. Jangan pula membuat “twist ending” (penutup yang tak terduga) yang dapat terbaca terlalu dini, usahakan supaya pembaca tetap menebak-nebak sampai saat-saat terakhir.
7.      Baca ulang
Pembaca dapat dengan mudah terpengaruh oleh format yang tidak rapi, penggunanaan tanda baca dan tata bahasa yang salah. Jangan biarkan semua itu mengganggu cerita Anda, selalu periksa dan periksa kembali.

8 komentar:

  1. Makasih ya infonya :)
    banyak informasi yang belum aku mengerti jadi ngerti di blog ini

    BalasHapus
  2. Sangat membantu dalam mengatasi ulangan besok

    BalasHapus
  3. Maksih ya sanagat membantu belajar saya

    BalasHapus
  4. Materi semester 1 apa cuma itu doang????

    BalasHapus
  5. catatan bahasa indonesia kelas 9 bab5 tentang kegemaran manusia

    BalasHapus